Muqoddimah
Nama Darul Hadits Dammaj sudah tidak asing lagi bagi salafiyyun Indonesia merupakan markaz ahlus sunnah terbesar di dunia, markaz dambaan bagi setiap orang yang mencintai ‘ilmu dan ulamanya.
Para tholabul ‘ilmi dari berbagai belahan dunia berusaha menimba ‘ilmu di sana meneguk ‘ilmu di kalangan ‘ulama yang sejati untuk membersihkan kesyirikan-kesyirikan, bid’ah, khurofat dan hizbiyyah yang telah menghancurkan dakwah ahlus sunnah di sepanjang masa.
Dammaj harum namanya telah melahirkan puluhan ‘ulama kibar dan ribuan du’at yang menyebar di pelosok dunia, di antara ‘ulama tersebut adalah :
Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi. (sekarang telah munharif/menyimpang) [1]
Asy-Syaikh Al Walid Muhammad bin Muhammad Mani’, -hafizhohulloh-
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Abdul Aziz Al-Buro’i -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Abdulloh bin ‘Utsman Ad-Dammari -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Muhammad Ash-Shoumali -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Ahmad ‘Utsman Al-’Adani -hafizhohulloh-
Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi. (sekarang telah munharif/menyimpang) [1]
Asy-Syaikh Al Walid Muhammad bin Muhammad Mani’, -hafizhohulloh-
Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Abdul Aziz Al-Buro’i -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Abdulloh bin ‘Utsman Ad-Dammari -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Muhammad Ash-Shoumali -hafizhohulloh-.
Asy-Syaikh Ahmad ‘Utsman Al-’Adani -hafizhohulloh-
Pendiri ma’had terbesar ini adalah Imam Jarh Wa Ta’dil Al-’Allamah Al-Walid Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i -rohimahulloh- seorang tokoh ‘ulama besar di dunia yang tidak asing lagi bagi para pembaca.
Beliau membangun da’wah dengan penuh ‘iffah tanpa yayasan dan tanpa minta sumbangan pada seorangpun, beliau tidak mengetahui berapa nilai mata uang real yaman (tentu saja beliau bisa membedakan 20 real dari 100 real. Hanya saja ini sekedar menggambarkan zuhud beliau -rohimahulloh-), tidak memiliki televisi, CD, radio, video. Bahkan rumahnya terbuat dari tanah.
Beliau terkenal waro’ dan zuhud dan penyayang, ketika orang sibuk mencari sumbangan kesana-kemari untuk membangun masjid, markiz dan sebagainya beliau terus mengarang kitab “Dzammul Mas’alah” (tercelanya meminta-minta). Sehingga Asy-Syaikh Robi’ bin Hadi Al-Madkholi sangat kagum kepadanya.
Asy-Syaikh Muqbil rohimahulloh sering menunjuk Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri -semoga Alloh menjaganya-mengisi khutbah jum’ah, menjadi imam, mengutus beliau untuk da’wah di berbagai negara, menggantikan beliau ketika tidak bisa mengajar, bahkan ketika para tamu meminta fatwa kepada Asy-Syaikh Muqbil maka beliau mengarahkan kepada Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri.
Ini jelas bukan pelimpahan mandat yang sepele karena ini permasalahan yang berkaitan dengan umat, namun beliau menyerahkan ini semua kepada Asy-Syaikh Yahya. Ini menunjukkan betapa kuatnya keilmuan beliau.
Bahkan Asy-Syaikh Muqbil menyatakan bahwa orang yang paling ‘alim di Yaman adalah Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri. Sebagaimana perkataan Al- Akh ‘Abdulloh Mathir: “Dan sungguh saya pernah bertanya kepada Asy-Syaikh Muqbil dan kami demi Alloh subhanahu wa ta’ala tidak ada antara saya dan beliau kecuali Alloh subhanahu wa ta’ala dan kami berada di kamar beliau di atas tempat tidur beliau yang beliau tidur di atasnya, kemudian kami katakan kepada beliau, ‘Wahai Syaikh kepada siapa ikhwah ahlus sunnah di Yaman mengembalikan urusan-urusan mereka? dan siapakah orang yang paling berilmu di Yaman?’ maka Syaikh Muqbil terdiam sebentar dan berkata : ‘Syaikh Yahya’.”
Ketika Asy-Syaikh Muqbil menyadari bahwa beliau tidak akan bisa hidup lama lagi di dunia yang fana ini maka beliau serahkan markiz terbesar di dunia tersebut kepada anak didiknya yang tercinta, yaitu Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri, seraya beliau memberikan wasiat, “Dan saya wasiatkan kepada mereka (penduduk dammaj) agar bersikap baik kepada Asy-Syaikh Yahya dan jangan sampai ridho dengan diturunkannya beliau dari kursinya, karena beliau adalah An-Nashihul Amin (penasehat yang terpercaya).”
Bahkan Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Al-Wushobi yang juga punya dakwah besar saat itu juga menyadari bahwa markiz terbesar itu tidak ada yang paling pantas untuk memegangnya kecuali Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri. Sebagaimana perkataan beliau, “Demi Alloh bahwasanya termasuk anugerah dari Alloh subhanahu wa ta’ala kepada diriku bahwasanya Asy-Syaikh Muqbil tidak mewasiatkan markiz Dammaj kepadaku. Kalau seandainya beliau mewasiatkan itu kepadaku maka sungguh saya berada di antara dua gunung yang besar yaitu yang pertama adalah wasiat Asy-Syaikh Muqbil dan yang kedua bahwasanya diriku tidak pantas untuk menempati tempat itu (Dammaj) dan sesungguhnya itu tidak pantas kecuali kepada Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri, dia adalah orang yang ahli dan pantas untuk mendudukinya.”
Asy-Syaikh Muqbil juga mengatakan bahwa Asy- Syaikh Yahya adalah orang yang mustafied dalam berbagai cabang ‘ilmu dan kuat dalam aqidah sebagaimana perkataan beliau: “Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri Mustafid di berbagai cabang ‘ilmu dan aku telah mendengar dars-darsnya yang menunjukkan bahwa beliau telah benar-benar mendapatkan faedah dan beliau kuat dalam bidang tauhid.”
Asy-Syaikh Robi’ sebagai Imam Jarh Wa Ta’dil juga menyanjung Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri seraya mengatakan: “Asy-Syaikh Yahya -hafidhohullohu ta’ala- akan pantas menjadi imam di alam ini dengan izin Alloh ta’ala.”
Asy-Syaikh Abun Nashr Muhammad bin ‘Abdulloh Al-Imam beliau termasuk kibar ‘ulama Yaman mengatakan bahwa; “Tidaklah mencela Asy-Syaikh Al-‘Allamah Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri kecuali orang bodoh atau ahlul ahwa (Ahlul Bid’ah)”.
Asy-Syaikh Muqbil sangat yakin bahwa Asy-Syaikh Yahya mampu memegang markiz Dammaj yang agung ini.
Berbagai ujianpun datang, fitnah demi fitnah mulai bermunculan, mulai dari makar orang-orang Libia yang berusaha menjatuhkan Asy-Syaikh Yahya, disusul dengan makar Abul Hasan Al-Mishri, disusul lagi dengan makar Sholih Al-Bakri, makar Abu Malik Ar- Riyasyi, dan makar Al-Mar’iyain. Namun subhanalloh, Alloh subhanahu wa ta’ala membantu perjuangan beliau dengan memberikan pertolongan yang luar biasa sebagaimana firman Alloh subhanahu wa ta’ala :
وَلَقَدْ سَبَقَتْ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا الْمُرْسَلِينَ- إِنَّهُمْ لَهُمُ الْمَنصُورُونَ – وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ الْغَالِبُونَ
“Dan sesungguhnya telah tetap janji kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rosul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.”
{ QS. Ash-Shoffat:171-173 }
Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَالَّذِينَ آمَنُوا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَيَوْمَ يَقُومُ الْأَشْهَادُ
“Sesungguhnya Kami menolong rosul-rosul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat),” { QS. Ghofir:51 }
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi selaku guru Asy- Syaikh Yahya juga mendapatkan ujian dan tuduhan yang luar biasa besarnya, karena beliau memegang dakwah ahlus sunnah di Yaman, beliau dikatakan:
- Sebagai orang yang mutasyaddid (yang sangat keras)
- Tidak tahu fiqhul waqi’ (kenyataan yang terjadi)
- Hanya memiliki ‘ilmu mustholah dan nahwu
- Mengkafirkan kaum muslimin
- Tidak mencetak ‘ulama sampai syaikhpun dituduh mengharomkan permasalahan yang sepele, seperti mengharomkan sendok dan pisang.
- Semua ini jelas kedustaan yang diada-adakan dan tidak ada realitanya sama sekali.
Oleh karena itulah tak heran Asy-Syaikh Yahya pun juga mendapatkan caci-makian dan tuduhan yang sangat hebat, di antaranya:
- Beliau mencerca para ‘ulama.
- Tidak tahu manhaj dan aqidah.
- Keras kepala.
- Jelek akhlaknya.
- Tidak bisa bahasa ‘arob.
- Tajam lisannya.
- Tidak menjaga kehormatan seseorang, dsb.
Dan di antara makar yang paling dahsyat dalam meruntuhkan markiz Dammaj adalah makar ‘Abdulloh dan ‘Abdurrohman Al-Mar’iyain, bukti makar tersebut adalah sebagai berikut:
MAKAR ‘ABDURROHMAN AL ‘ADNI
Telah berkata Amin Misybah dalam risalah yang dikirim oleh sebagian ikhwah dan Sa’id bin Da’as juga telah membacanya (berisi ucapan ‘Abdurrohman Al-’Adni) : “Jangan kamu memberikan salam kepada Asy-Syaikh Yahya, karena kamu akan mendapatkan dosa.”
Ketika Kholil At-Ta’izi memberikan muhadhoroh (selaku utusan dari Dammaj), ‘Abdurrohman mengarahkan para hadirin yang ada di masjid untuk keluar dari masjid, maka tidak ada yang tersisa kecuali hanya sedikit.
Meninggalkan pelajaran yang harus diikuti oleh semua santri dengan cara membuat majelis-majelis di luar masjid.
Membikin renggangnya hubungan beliau (Asy-Syaikh Yahya) dengan para Masyayikh seperti, Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri, Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab Al-Wushobi, dll. Padahal Asy-Syaikh ‘Ubaid juga telah hadir di Dammaj dan mengisi muhadhoroh, adapun Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab selalu singgah di Dammaj minimal dua kali dalam setahun,
Mentahdzir ikhwan yang belajar bersama Akhunal Mustafid Kamal Al- ‘Adani, karena dia sangat dekat dengan Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri.
Memperbanyak muhadhoroh di beberapa tempat padahal ketika di Dammaj ‘Abdurrohman sering absen ketika mengajarkan kitab “Ad-Darori” dan “‘Umdatul Ahkam Kubro”.
Berusaha untuk mengambil masjid-masjid ahlus sunnah yang memiliki hubungan baik dengan Dammaj.
Melarang Asy-Syaikh Ahmad ‘Utsman Al-’Adani hafizhohulloh untuk memberikan muhadhoroh di beberapa tempat, padahal beliau adalah Asy-Syaikh yang dituakan di kota ‘Adn.
Menghasung para pelajar di Markiz Dammaj untuk keluar dan pindah dari Dammaj, dan membeli kapling di ma’had ‘Abdurrohman Al-’Adani yang sama sekali belum jadi, dan mendaftar nama-nama mereka, dan menjadikan mereka harus terburu-buru mengambil keputusan karena masa pendaftaran hanya berlangsung empat hari saja. Padahal Abdurrohman masih di Dammaj, dan bangunan ma’had di Fuyusy-Lahj-’Adn belumlah jadi, dan tanpa sama sekali meminta musyawaroh kepada Syaikhud Dar Syaikh Yahya -hafizhohulloh-. Hal ini jelas tidak punya adab kepada Syaikhud Dar, menyelisihi adab membangun ma’had yang telah berlangsung di kalangan ulama Yaman, dan merupakan tasyabbuh (peniruan) terhadap siasat jahat Sholih Al Bakry [2] untuk merusak Darul Hadits Dammaj (sebagaimana ucapan Syaikh Muhammad Al Imam hafizhohulloh). Dan banyak alamat yang menunjukkan adanya makar untuk meruntuh markiz induk Darul Hadits Dammaj. Dan seluruh masyayikh di Yaman menyatakan bahwa ‘Abdurrohman Al-’Adani bersalah dan mengharuskan untuk menulis pernyataan kesalahannya namun sampai sekarang belum juga menulis.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya pembangkang, sombong, dan munafiq.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya pembikin makar.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya dungu.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya ghuluw.
Berusaha mendo’akan Asy-Syaikh Yahya demi kehancurannya.
Merendahkan usaha-usaha yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Yahya, dsb.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya pembikin makar.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya dungu.
Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya ghuluw.
Berusaha mendo’akan Asy-Syaikh Yahya demi kehancurannya.
Merendahkan usaha-usaha yang dilakukan oleh Asy-Syaikh Yahya, dsb.
MAKAR ‘ABDULLOH Al-MAR’I
Berikut ini bagaimana ucapan ‘Abdulloh Al-Mar’i kepada Asy-Syaikh Yahya Al-Hajuri sebelum meledaknya fitnah:
Asy-Syaikh Yahya gila
Tidak mengetahui apa yang keluar dari otaknya.
Tidak memiliki adab.
Dakwah akan rusak karena ulah Asy-Syaikh Yahya.
Dia tidak menganggap keilmuan dan fatwanya, dsb
MAKAR SALIM BA MUHRIZ
Demikian pula makar Salim Ba Muhriz tidak kalah hebatnya dia mengatakan:
Kita telah selesai dari fitnah Abul Hasan Al-Mishri giliran berikutnya adalah Al-Hajuri. (Ini diucapkan pada tahun 1423 H, tiga tahun sebelum fitnah Ibnu Mar’i) Asy-Syaikh Yahya dalam penyampaian nasehat menempuh jalan yang tidak diridhoi bahkan itu jalan yang ditempuh oleh Al-Hasani (Abul Hasan Al-Mishri)
Yahya tidak ahli dalam jarh. [3]
MAKAR LUQMAN BA’ABDUH
Dan dia ini adalah gembong terbesar orang Indonesia untuk menghancurkan Dammaj dan syaikhnya dengan alasan pembelaan kepada masyayyikh ahlus sunnah dan mengembalikan Dammaj sebagaimana di zaman Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wad’i -rohimahullohu ta’ala-:
- Melarang ikhwan-ikhwan Indonesia untuk belajar ke Dammaj.
- Menyatakan bahwa setiap alumni Dammaj pada asalnya ditahdzir sampai ada rekomendasi dari asatidzah atau menunjukkan kebaikan-kebaikannya.
- Menghina Asy-Syaikh Yahya dengan kata-kata “ente” padahal kata-kata ini tidak ada di bahasa ‘arob, namun adanya di bahasa kampungan.
- Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya menjarh tanpa bukti.
- Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya menghina Rosululloh dan para shohabat.
- Menyatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya mirip dengan Mahmud Al-Haddad (fitnah Al-Haddadiyah) sebagaimana tuduhan Abul Hasan Al-Mishri terhadap Asy-Syaikh Yahya.
- Mengatakan bahwa Asy-Syaikh Yahya rusak aqidahnya.
- Mengatakan (sesuai dengan berita palsu) bahwa Asy-Syaikh Yahya menuduh qodhi Ba Waih luthi (homo), dan Asy-Syaikh Yahya harus dicambuk delapan puluh kali, dan mendapatkan predikat “Kadzdzab” dan “Fasiq”.
- Menghina para masyayikh markiz Dammaj -hafizhohumulloh-
Semua masalah ini ada saksi dan ada CD rekamannya, telah sampai kepada kami di Dammaj. Akan tetapi semua tuduhan Luqman Ba’abduh ini sudah dijawab oleh masyayikh ahlus sunnah di Yaman.
Fatwa Salah satu ‘ulama Yaman Asy-Syaikh Muhammad bin Muhammad bin Mani’ dan di antara yang dituakan di kota Shon’a mengatakan :
“Sebagai akhir kata aku ingin mempertegas terhadap suatu perkara yang penting bahwasanya Luqman ini tidak dapat membedakan antara kritikan yang syar’i dan penjelasan kesalahan, antara celaan dengan kebohongan dan kedustaan, yang demikian itu menunjukkan bahwa dia (Luqman) bodoh terhadap sunnah dan manhaj salaf. Dan aku ulangi kembali nasehat untuk saudara-saudara kami ahlus sunnah di Indonesia untuk menjauhi siapa yang diketahui seperti orang ini (Luqman) karena dia bukan orang yang ahli untuk diambil ‘ilmunya, wallohul musta’an.
Asy-Syaikh Muhammad bin Hizam Al-Ibbi, beliau menyatakan :
“Dan sungguh dia (Luqman Ba’abduh) telah banyak mentahdzir Asy-Syaikh kami An-Nashihul Amin, meremehkannya dan meremehkan Markiz Darul Hadits Dammaj semoga Alloh subhanahu wa ta’ala menjaganya dan dia menyebutkan beberapa perkara dusta yang sama sekali tidak ada dasarnya dari kebenaran, maka dengan itu aku mengetahui bahwa orang ini terfitnah dan hatinya berpenyakit.”
Fatwa Fadhilatusy Syaikh Yahya bin ‘Ali Al-Hajuri tentang Luqman bahwa:
Luqman Ba’abduh adalah Hizbi, dan di termasuk dari pengikut hizby baru yang paling jelek. Jangan sampai Luqman memecah belah kalian, saya menganggap bahwa kalian (murid-murid Indonesia yang ada di Dammaj) demi Alloh subhanahu wa ta’ala di antara kalian lebih berilmu (lebih ‘alim) dari pada Luqman
Saya betul-betul jengkel terhadap Luqman dan orang-orang yang semisal Luqman yang telah menelantarkan para thullab dari mencari ‘ilmu (belajar Agama di Dammaj) dan menjauhkan mereka dari As-Sunnah. [5]
Fatwa Asy-Syaikh Abu ‘Amr Al-Hajuri :
“Luqman adalah hizbi.”
Fatwa Asy-Syaikh ‘Abdulloh Al-‘Iryani :
“Luqman adalah hizbi.”
Fatwa Asy-Syaikh Jamil As-Shulwi : Tidak sepantasnya belajar kepada orang yang menjelekkan Darul Hadits Dammaj seperti orang ini.
MAKAR ORANG-ORANG MAJHUL (tidak jelas identitasnya)
Menurut kesepakatan para ‘ulama ahlul hadits bahwa berita-berita yang datang dari orang majhul tidak bisa diterima kecuali majhulnya para shohabat, karena mereka (para shohabat) adalah orang-orang yang ‘udul (bisa dipercaya). Alloh Subhanahu wa’taala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِن جَاءكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوا أَن تُصِيبُوا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِينَ
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti.”
{ QS. Al-Hujurot: 6 }
Namun Luqman CS lebih percaya ucapan orang majhul dari pada ucapan Masyayikh Ahlus Sunnah di Yaman, di antara orang-orang majhul tersebut:
Al-Barmaki (siapa dia, dari mana asalnya)? Tak seorang pun yang mengetahuinya
‘Abdulloh bin Robi’ As-Salafi (orang mengira bahwa itu putra Imam Jarh wa Ta’dil Asy-Syaikh Robi’ bin Hadi Al-Madkholi, padahal kita tidak tahu apakah dia itu ikhwani, shufi, atau syi’i)
‘Abdulloh bin Mubarok (orang mengira bahwa itu Imam yang terdahulu yang sudah meninggal beratus tahun lamanya)
‘Ammar As-Salafi (siapa dia, dari mana asalnya? Berapa banyak salafiyyin yang bernama ‘Ammar) dsb.[4]
Orang Indonesia pun mulai menggunakan nama majhul seperti ini :
Abu ‘Umar bin Abdul Hamid, penulis “nasehat dan teguran guru yang arif dan bijak.” (kita tidak tahu apakah dia itu shufi, syi’i, atau hizbi, sehingga seluruh beritanya tertolak akan tetapi kami sudah mengetahui dari internet bahwa ini adalah tulisan Luqman Ba’abduh)
Abu Mahfudz ‘Ali bin ‘Imron bin ‘Ali Adam Al- Indonisi (kami yang berada di Dammaj tidak mengetahui siapa dia, padahal dia mengaku belajar di Yaman tapi yaman yang mana?)
‘Abdul Ghofur Malang, siapa dia? Yang namanya Abdul Ghofur di Malang juga sangat banyak [6]
Wahai orang-orang majhul kalau kalian ini memang betul-betul lelaki tunjukkan kejantananmu, tunjukkan identitasmu!!!
Kalian sudah belajar ‘ilmu mustholahul hadits apa belum? kalau sudah dimana letak keilmuan kalian? Atau apakah syaithon telah menguasai diri kalian! Allohul musta’an.
Perlu antum ketahui wahai saudaraku seiman, semoga Alloh memberi taufiq dan hidayahnya kepada kita semua, bahwasanya ahlul bid’ah betul-betul berusaha untuk memecah-belah Darul Hadits Dammaj, karena Dammaj merupakan markiz terbesar bagi Dakwah Ahlus Sunnah di Dunia, dan mereka senantiasa tidak tenang, mereka terus berusaha untuk menimbulkan fitnah.
Bukankah kalian telah melihat bagaimana usaha mereka untuk menguasai Jami’ah Islamiyah Madinah yang dulu dirintis oleh Asy-Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin Baz murni sebagai dakwah ahlus sunnah wal jama’ah setelah mereka melihat bahwa tauhid dan sunnah berkembang di Madinah, maka orang hizbiyyun dari para pengikut Hasan Al-Banna, Sayyid Quthb dsb. berusaha untuk menguasainya, dan kalian lihat kenyataan bagaimana Jami’ah Islamiyah Madinah sekarang dikuasai orang-orang hizbiyyun. Walaupun Asy-Syaikh ‘Ubaid Al-Jabiri menyatakan bahwa Jami’ah dari dulu sampai sekarang dikuasai ahlus sunnah, tapi ini jelas tertolak karena Asy-Syaikh Robi’ bin Hadi Al-Madkholi, Asy-Syaikh Muhammad bin Hadi Al-Madkholi, Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam, Asy-Syaikh Yahya bin ‘Ali Al- Hajuri dsb. menyatakan bahwa Jami’ah Islamiyah Madinah sekarang dikuasai oleh hizbiyyun.
Demi Alloh para hizbiyyun tidak akan tenang ketika melihat Darul Hadits di Dammaj, kalau bisa mereka berusaha untuk menguasainya, sungguh mereka akan segera menguasainya sampai Dammaj itu bisa tersia-sia. Bahkan beberapa masyayikhpun telah berfirasat akan datangnya gelombang makar terhadap Markiz induk Dammaj.
(baca Risalah “Fitnah Abdurrohman Al ‘Adani wal Ayadil ‘Amilah minal Khorij.”/Mu’afa bin Ali Al Mighlafi -hafizhohulloh-/5-6)
Tetapi alhamdulillah setiap ada orang yang berusaha menghancurkan Dammaj Alloh selalu melindunginya, dan mereka akan rugi sendiri.
Demikian pula kita dapatkan bahwa mereka berusaha untuk menimbulkan kedustaan-kedustaan, pemutarbalikan fakta dan menghalangi manusia untuk belajar di Darul Hadits Dammaj seperti yang dilakukan oleh Luqman Ba’abduh CS.
Telah berkata Ibnul Qoyyim dalam sebuah kitabnya “Madarij As-Salikin” 2/464 : “Dan tidak ada yang merintangi dari ‘ilmu kecuali mereka adalah para penyamun, wakil-wakil iblis dan tentaranya.”
Imam Jarh Wa Ta’dil Robi’ bin Hadi Al-Madkholi -semoga Alloh memberinya taufiq- ketika ditanya :
“Di Madinah ada ikhwah dari Al Jazair, ketika telah datang seorang dari Al Jazair lainnya yang berusaha untuk melanjutkan ke Dammaj untuk mencari ‘ilmu, lalu mereka berusaha menahannya sampai dia tertahan, dan di sana juga ada ikhwah mereka yang tinggal di Su’udy dua tahun lamanya, maka kami minta nasehat untuk mereka yang menjadi penghalang jalan menuju kebaikan, maka Asy-Syaikh Robi’ memberikan jawaban: “Mereka itu sebagaimana ucapan penanya adalah para penyamun, kenapa mentahdzir belajar ke Dammaj tempat yang di sana diajarkan semua ‘ilmu, demi Alloh tidak ada yang mentahdzir Dammaj kecuali seorang yang merintangi dari jalan Alloh.” (berita dari Abul ‘Abbas Asy-Syihri, Abu ‘Abdillah Al-Baidhoni, Abu ‘Ali ‘Abdulloh Al-Libi)
Buku yang ringkas ini sebagai penjelas bagi orang-orang yang menginginkan Al-Haq dengan mencantumkan fatwa ‘ulama yang berkaitan dengan fitnah yang ada di Yaman , dan ini adalah cuplikan dari tulisan-tulisan para penuntut ilmu di Dammaj .
Mereka itu adalah:
Abu Turob Saif bin Hadhor Al-Jawi.
Abu Fairuz ‘Abdurrohman Al-Jawi
Abu Arqom Muslih Zarqoni Al-Jawi.
Abu Sholeh Dzakwan Al Medani.
Abu ‘Abdillah Imam Al-Hanafi Al-Balikpapan
Abu Abdurrahman Shiddieq Al- Bugisi.
Abu Zakariya Irham bin Ahmad Al-Jawi
Abul ‘Abbas Khodhir Al-Mulki
Abu Fairuz ‘Abdurrohman Al-Jawi
Abu Arqom Muslih Zarqoni Al-Jawi.
Abu Sholeh Dzakwan Al Medani.
Abu ‘Abdillah Imam Al-Hanafi Al-Balikpapan
Abu Abdurrahman Shiddieq Al- Bugisi.
Abu Zakariya Irham bin Ahmad Al-Jawi
Abul ‘Abbas Khodhir Al-Mulki
Dan lainnya yang tidak kami sebutkan namanya satu persatu jazahumulloh khoiron atas uluran tangannya. Mudah-mudahan ringkasan ini bisa memberikan manfaat di dunia dan di akhirat
[1] Hal ini tak boleh ditutup-tutupi lagi, mengingat kuatnya para hizbiyyun dalam menyandarkan diri dengan fatwa-fatwanya untuk menyerang Darul Hadits Dammaj dan Asy-Syaikh Yahya – hafidzahulloh -. Akan datang penyebutannya insya Alloh. Asy-Syaikh Yahya hafizhohulloh menghukuminya sebagai orang yang telah menyimpang, dan melarang thullab dari menghadiri majelisnya. Dan Asy-Syaikh Yahya, siapa beliau? Asy-Syaikh Muhammad Al-Imam berkata : “Tidaklah pantas untuk melakukan Jarh wa Ta’dil di zaman ini kecuali Asy-Syaikh Robi’ dan Asy-Syaikh Yahya”
[2] Yang merancang makar terhadap dakwah Salafiyyah di Yaman, seusai fitnah Abul Hasan Al Mishri.
[3] Lihat semua permasalahan ini dalam Mukhtashor Al-bayan hal. 12-38.
[4] Lihat Muhtashor Al-Bayan 69-70.
[6] Abdul Ghofur al-Malanji, budak setia dari Luqman Ba’abduh sejak jaman pembukaan fitnah khowarij di indonesia, yang sampai sekarang masih eksis menempuh cara-cara gerakan bawah tanah (sembunyi-sembunyi) menyerang Ahlussunnah, dam menyembunyikan nasehat untuk kaum muslimin (menyembunyikan fatwa para ulama) sebagaimana era Lasykar Jihad di Ambon (Indonesia). Entah sudah berapa kali dia berganti-ganti nama dalam artikel-artikel sampah yang disebar, dan sekarang memakai nama majhul Abdillah bin Abdurrahman bin Adam. Tujuanya untuk menyembunyikan jati dirinya ketika akan dibantah oleh Ahlussunnah, sehingga ahlussunnah membantah ‘angin’ dan namanyapun tetap ‘bersih’.
Sumber : isnad.net
Sumber : isnad.net