Judul Buku : Ringkasan Shahih Bukhari
Penulis : Nashiruddin al Albani
Cetakan ke : 1, Jakarta 2007
Halaman : 1085 halaman
Ukuran : 15.5 cm x 24 cm
Harga : Rp 175.000,-
Salah satu karya besar dari Ahli Hadits abad ini adalah buku yang ada dihadapan Anda ini. Ringkasan Shahih al-Bukhari ditulis karena kebutuhan mendasar kaum muslimin terhadap hadits yang merupakan sumber kedua setelah al-Qur'an. Ringkasan ini mempermudah kaum muslimin untuk menghafal, menelaah hadits, dan mengamalkannya. Dalam buku ini Anda tidak mendapati runutan perawi hadits yang seringkali jumlahnya begitu banyak, dan boleh jadi terjadi kemiripan dan kesamaan nama, karena Syaikh Nashiruddin al-Albani meringkasnya, sehingga teks hadits dimulai dari nama shahabat yang mulia, semoga Allah meridloi mereka.
Buku ringkasan ini dijamin memiliki keunggulan karena beliau adalah ulama hadits yang terpercaya, detil dan sangat teliti, sehingga kesalahan relatif tidak ada, dan inilah induk dari ilmu hadits secara umum, bahwa hadits harus diriwatkan "apa adanya", tidak ada penambahan ataupun pengurangan, karena hakikatnya keduanya sama, dan itu berarti pula kebohongan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Penulis : Nashiruddin al Albani
Cetakan ke : 1, Jakarta 2007
Halaman : 1085 halaman
Ukuran : 15.5 cm x 24 cm
Harga : Rp 175.000,-
Salah satu karya besar dari Ahli Hadits abad ini adalah buku yang ada dihadapan Anda ini. Ringkasan Shahih al-Bukhari ditulis karena kebutuhan mendasar kaum muslimin terhadap hadits yang merupakan sumber kedua setelah al-Qur'an. Ringkasan ini mempermudah kaum muslimin untuk menghafal, menelaah hadits, dan mengamalkannya. Dalam buku ini Anda tidak mendapati runutan perawi hadits yang seringkali jumlahnya begitu banyak, dan boleh jadi terjadi kemiripan dan kesamaan nama, karena Syaikh Nashiruddin al-Albani meringkasnya, sehingga teks hadits dimulai dari nama shahabat yang mulia, semoga Allah meridloi mereka.
Buku ringkasan ini dijamin memiliki keunggulan karena beliau adalah ulama hadits yang terpercaya, detil dan sangat teliti, sehingga kesalahan relatif tidak ada, dan inilah induk dari ilmu hadits secara umum, bahwa hadits harus diriwatkan "apa adanya", tidak ada penambahan ataupun pengurangan, karena hakikatnya keduanya sama, dan itu berarti pula kebohongan yang disandarkan kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.