Judul : Tazkiyatun Nafs
Penulis : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Ukuran : 24,5 × 16 cm
Tebal : 485 hlm
Berat : 710 gr
ISBN : 978-979-3772-88-2
Tubuh manusia itu terdiri dari dua unsur : jiwa dan raga. Tidak hanya raga yang membutuhkan pemenuhan kebutuhannya seperti makan, minum, dan sebagainya. Akan tetapi, jiwa juga membutuhkan santapan dan nutrisi. Hal ini dapat dipenuhi dengan melakukan amalan-amalan hati sehingga mampu menjernihkan jiwa dan menyegarkan amal ibadah.
Buku ini membahas tentang amalan-amalan hati sebagai sarana untuk penyucian jiwa (tazkiyatun nafs), seperti ikhlas, ridha, syukur, tawakal, qanaah dan sebagainya. Juga penyucian diri dari penyakit-penyakit hati, seperti riya’, iri, hasad, dengki, sombong dan sebagainya. Walau hanya berbentuk segumpal darah, hati laksana pemimpin raga insani. Baik atau buruknya hati mampu mengatur dan mengendalikan perilaku seseorang. Hati yang bersih akan mengajak pemiliknya untuk selalu melaksanakan perbuatan yang baik. Begitu sebaliknya, hati yang dipenuhi noda-noda dosa dan hawa nafsu akan selalu mengajak pemiliknya kepada perbuatan yang jelek. Sebab, keputusan hati akan selalu diikuti dan dilaksanakan oleh raganya.
Alangkah bahagianya orang-orang yang selalu memberikan santapan kepada jiwanya, menyuntikkan nutrisi pada hatinya dengan petunjuk-petunjuk syar’I, sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang bertaqwa, luhur, dan mulia.
Penulis : Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Ukuran : 24,5 × 16 cm
Tebal : 485 hlm
Berat : 710 gr
ISBN : 978-979-3772-88-2
Tubuh manusia itu terdiri dari dua unsur : jiwa dan raga. Tidak hanya raga yang membutuhkan pemenuhan kebutuhannya seperti makan, minum, dan sebagainya. Akan tetapi, jiwa juga membutuhkan santapan dan nutrisi. Hal ini dapat dipenuhi dengan melakukan amalan-amalan hati sehingga mampu menjernihkan jiwa dan menyegarkan amal ibadah.
Buku ini membahas tentang amalan-amalan hati sebagai sarana untuk penyucian jiwa (tazkiyatun nafs), seperti ikhlas, ridha, syukur, tawakal, qanaah dan sebagainya. Juga penyucian diri dari penyakit-penyakit hati, seperti riya’, iri, hasad, dengki, sombong dan sebagainya. Walau hanya berbentuk segumpal darah, hati laksana pemimpin raga insani. Baik atau buruknya hati mampu mengatur dan mengendalikan perilaku seseorang. Hati yang bersih akan mengajak pemiliknya untuk selalu melaksanakan perbuatan yang baik. Begitu sebaliknya, hati yang dipenuhi noda-noda dosa dan hawa nafsu akan selalu mengajak pemiliknya kepada perbuatan yang jelek. Sebab, keputusan hati akan selalu diikuti dan dilaksanakan oleh raganya.
Alangkah bahagianya orang-orang yang selalu memberikan santapan kepada jiwanya, menyuntikkan nutrisi pada hatinya dengan petunjuk-petunjuk syar’I, sehingga terbentuklah pribadi-pribadi yang bertaqwa, luhur, dan mulia.