Rahasia Kulit Manggis VS Kanker dan Diabetes
Manggis merupakan salah satu buah eksotik daerah tropis. Tanaman manggis berasal dari hutan Indonesia dan Malaysia, lalu menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika Tengah, Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara.
Buah manggis mendapat julukan "ratunya buah tropis" (queen of tropical fruits) karena memiliki rasa yang khas menyegarkan dan penampilannya menarik. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai buah kejujuran, lambang kebaikan atau kebajikan, dan mendatangkan keberuntungan, sehingga di beberapa negara dijadikan sebagai buah utama untuk sesaji.
Kandungan yang terdapat dalam daging buah manggis antara lain gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Dalam takaran tiap 100 gram sajian buah manggis terdiri dari 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, 0,09 mg vitamin B1 (Thiamin), 0,06 mg vitamin B2 (riboflavin), dan 0,1 mg vitamin B5 (niasin).
Di balik keeksotikannya, manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar biasa bagi kesehatan atau biasa disebut sebagai pangan fungsional (functional food). Di beberapa negara, sudah sejak lama manggis dijadikan sebagai obat dan bahan terapi, terutama bagian kulitnya. Pada masyarakat tradisional, daging buah biasa di gunakan untuk radang amandel, sariawan, disentri, wasir, luka atau borok karena kemampuan antiinflamasi atau anti peradangan.
Kulit buah manggis (kulit buah manggis) dikategorikan sebagai limbah. kulit buah manggis mengandung air 62,05%, abu 1,01%, lemak 0,63%, protein 0,71%, total gula 1,17%, dan karbohidrat 35,61%.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan kulit buah manggis kaya akan antioksidan, terutama antosianin, xanthone, tanin, dan asam fenolat. Radikal bebas (atom atau kelompok atom yang dalam keadaan bebas alias tidak terikat dengan gugus lain) dapat menangkap molekul hydrogen, asam lemak, logam berat yang pada akhirnya memicu beragamnya penyakit degeneratif.
Xanthone
Antioksidan yang unik dengan kadar tinggi pada kulit buah manggis adalah senyawa xanthone. Turunan senyawa xanthone yang sudah diidentifikasi ada 14 jenis, dan senyawa yang paling banyak pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin.
Berbagai penelitian menunjukkan, senyawa xanthone memiliki sifat sebagai antidiabetes, antikanker, anti peradangan, hepatoprotektif, meningkatkan kekebalan tubuh, aromatase inhibitor, antibakteri, antifungi, antiplasmodial, dan aktivitas sitotoksik. Senyawa alfa-mangostin sebagai turunan xanthone memiliki kemampuan dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon.
Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.
Penelitian xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga kini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, di antaranya adalah alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak).
Antosianin
Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang terdapat pada tanaman. Pigmen ini banyak ditemukan pada buah-buahan, sayuran, dan bunga seperti anggur, stroberi, rasberi, ceri, apel, bunga mawar, dan bunga sepatu. Pigmen antosianin tergolong ke dalam turunan benzopiran.
Seluruh senyawa antosianin merupakan turunan dari kation flavium. Dua puluh jenis senyawa antosianin telah ditemukan, tetapi hanya enam yang berperan penting dalam bahan pangan, yaitu pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin, dan malvidin. Senyawa-senyawa lainnya sangat jarang ditemukan. Senyawa antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan berperan cukup penting dalam mencegah penyakit neuronal, kardiovaskuler, kanker, dan diabetes.
Tanin
Tanin mempunyai rasa sepat dan dapat digunakan dalam menyamak kulit. Tanin terdiri atas berbagai asam fenolat. Beberapa senyawa tanin mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim seperti reverse transkriptase dan DNA topoisomerase, antidiare, hemostatik, dan antihemoroid.
Selain menyebabkan rasa pahit dan sepat, tanin mampu membentuk kompleks kuat dengan protein sehingga menghambat proses absorpsi protein dalam pencernaan, atau bersifat antinutrisi. Karena itu, kadar tanin dalam produk pangan perlu dikurangi sampai kadar aman dan baik untuk pencernaan.
Potensi khasiat lain
Selain kaya akan antioksidan, banyak lagi potensi khasiat dari kulit buah manggis ini, antara lain:
Anti mikroba
Kulit buah manggis diketahui mempunyai daya antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri, salah satunya Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif alfamangostin yang merupakan salah satu derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC sebesar 1,57-12,5 µg/mL.
Anti inflamasi
Penelitian antiinflamasi dari kulit manggis dilakukan dengan menggunakan mangostin dari ekstrak etanol 40 persen mempunyai aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pelepasan histamin dan sinteisis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi. Ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai efek meredam radikal bebas yang kuat.
Anti kanker
Selain sebagai anti antioksidan, khasiat xanthone juga sebagai anti kanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, selain itu ekstrak kulit manggis juga bersifat apoptosis, penghancur sel kanker.
Lain-lain
Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit Tuberculosis (TBC), asma, leukimia serta sebagai antiinflamasi dan antidiare. Selain antikanker dan antioksidan, xanthone juga mujarab untuk mengatasi jantung koroner dan meningkatkan daya tahan tubuh terutama bagi pengidap HIV/AIDS.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit manggis mempunyai aktifitas melawan sel kanker payudara, lever dan leukimia. Juga bisa digunakan sebagai antiihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan penurunan tekanan darah tinggi.
Pemanfaatan Kulit Buah Manggis
Di beberapa negara Asia dan Afrika, buah manggis, terutama kulitnya, banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk diare, disentri, dan infeksi. Hasil penelitian terbaru di Jepang menunjukkan, ekstrak kulit buah manggis yang mengandung lebih dari 90% xanthone (campuran alfa-mangostin 80-90% dan gama-mangostin 5-10%) mampu berperan dalam mengobati kanker dan direkomendasikan sebagai pendamping dalam pengobatan kanker (cancer therapeutic). Kulit buah manggis juga telah dimanfaatkan untuk menyamak kulit, sebagai zat pewarna, pengawet, dan insektisida.
Pemanfaatan manggis, terutama kulit buah manggis untuk konsumsi (produk pangan atau pengobatan) harus dilakukan secara hati-hati. kulit buah manggis mengandung kadar resin, tanin, serat kasar, dan komponen lainnya yang tidak dapat dicerna tubuh pada kadar tinggi. Beberapa kasus dapat muncul akibat mengonsumsi kulit buah manggis dalam bentuk tepung tanpa perlakuan yang baik, seperti gangguan pada ginjal dan usus serta beberapa organ tubuh lainnya.
Mengobati disentri
Untuk mengobati disentri, kulit dua buah manggis dicuci, dipotong-potong dan direbus dengan empat gelas air sampai volumenya tinggal setengahnya. Hasil rebusan yang telah dingin dan disaring dapat ditambahkan madu. Diminum dua kali sehari.
Mengobati diare
Untuk mengobati disentri, kulit dua buah manggis dicuci, dipotong - potong dan direbus dengan tiga gelas air sampai volumenya tinggal setengahnya. Hasil rebusan yang telah dingin dan disaring dapat ditambahkan madu. Diminum dua kali sehari.
Mengobati sariawan
Sementara untuk mengobati sariawan, air rebusan yang telah dingin dan disaring cukup digunakan untuk berkumur, dapat dilakukan tiga sampai enam kali sehari.
dari berbagai sumber: deptan, dll
Kulit Manggis VS Kanker dan Diabetes
Manggis merupakan salah satu buah eksotik daerah tropis. Tanaman manggis berasal dari hutan Indonesia dan Malaysia, lalu menyebar ke berbagai belahan dunia seperti Amerika Tengah, Sri Lanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara.
Buah manggis mendapat julukan "ratunya buah tropis" (queen of tropical fruits) karena memiliki rasa yang khas menyegarkan dan penampilannya menarik. Bahkan, ada yang menyebutnya sebagai buah kejujuran, lambang kebaikan atau kebajikan, dan mendatangkan keberuntungan, sehingga di beberapa negara dijadikan sebagai buah utama untuk sesaji.
Kandungan yang terdapat dalam daging buah manggis antara lain gula sakarosa, dekstrosa, dan levulosa. Dalam takaran tiap 100 gram sajian buah manggis terdiri dari 79,2 gram air, 0,5 gram protein, 19,8 gram karbohidrat, 0,3 gram serat, 11 mg kalsium, 17 mg fosfor, 0,9 mg besi, 14 IU vitamin A, 66 mg vitamin C, 0,09 mg vitamin B1 (Thiamin), 0,06 mg vitamin B2 (riboflavin), dan 0,1 mg vitamin B5 (niasin).
Di balik keeksotikannya, manggis menyimpan berbagai manfaat yang luar biasa bagi kesehatan atau biasa disebut sebagai pangan fungsional (functional food). Di beberapa negara, sudah sejak lama manggis dijadikan sebagai obat dan bahan terapi, terutama bagian kulitnya. Pada masyarakat tradisional, daging buah biasa di gunakan untuk radang amandel, sariawan, disentri, wasir, luka atau borok karena kemampuan antiinflamasi atau anti peradangan.
Kulit buah manggis (kulit buah manggis) dikategorikan sebagai limbah. kulit buah manggis mengandung air 62,05%, abu 1,01%, lemak 0,63%, protein 0,71%, total gula 1,17%, dan karbohidrat 35,61%.
Berbagai hasil penelitian menunjukkan kulit buah manggis kaya akan antioksidan, terutama antosianin, xanthone, tanin, dan asam fenolat. Radikal bebas (atom atau kelompok atom yang dalam keadaan bebas alias tidak terikat dengan gugus lain) dapat menangkap molekul hydrogen, asam lemak, logam berat yang pada akhirnya memicu beragamnya penyakit degeneratif.
Xanthone
Antioksidan yang unik dengan kadar tinggi pada kulit buah manggis adalah senyawa xanthone. Turunan senyawa xanthone yang sudah diidentifikasi ada 14 jenis, dan senyawa yang paling banyak pada kulit buah manggis adalah alfa-mangostin.
Berbagai penelitian menunjukkan, senyawa xanthone memiliki sifat sebagai antidiabetes, antikanker, anti peradangan, hepatoprotektif, meningkatkan kekebalan tubuh, aromatase inhibitor, antibakteri, antifungi, antiplasmodial, dan aktivitas sitotoksik. Senyawa alfa-mangostin sebagai turunan xanthone memiliki kemampuan dalam menekan pembentukan senyawa karsinogen pada kolon.
Xanthone juga bermanfaat mencegah pertumbuhan sel kanker dan tumor. Kemampuan antioksidannya bahkan melebihi vitamin C dan E yang selama ini dikenal sebagai antioksidan yang paling efektif. Kandungan alpha-mangostin dan gamma-maostin pada buah manggis juga bersifat sebagai antibakteri. Alpha-magodtin juga diketahui mempunyai efektivitas yang sama baiknya dengan antibiotika yang berada di pasaran seperti amphicillin dan minocycline.
Penelitian xanthone telah dimulai sejak tahun 1970 dan hingga kini telah ditemukan lebih dari 40 jenis xanthone, di antaranya adalah alpha-mangostin dan gamma mangostin yang dipercaya memiliki kemampuan mencegah berbagai penyakit. Kedua jenis xanthone tersebut dapat membantu menghentikan inflamasi (radang) dengan cara menghambat produksi enzim COX-2 yang menyebabkan inflamasi.
Penelitian lain menunjukkan bahwa gamma-mangostin mempunyai efek anti radang lebih baik daripada obat antiinflamasi lain yang dijual di pasaran. Xanthone jenis ini dapat menghindarkan berbagai penyakit yang disebabkan peradangan, seperti artritis dan alzheimer (merupakan salah satu penyakit disfungsi otak).
Antosianin
Antosianin adalah kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang terdapat pada tanaman. Pigmen ini banyak ditemukan pada buah-buahan, sayuran, dan bunga seperti anggur, stroberi, rasberi, ceri, apel, bunga mawar, dan bunga sepatu. Pigmen antosianin tergolong ke dalam turunan benzopiran.
Seluruh senyawa antosianin merupakan turunan dari kation flavium. Dua puluh jenis senyawa antosianin telah ditemukan, tetapi hanya enam yang berperan penting dalam bahan pangan, yaitu pelargonidin, sianidin, delfinidin, peonidin, petunidin, dan malvidin. Senyawa-senyawa lainnya sangat jarang ditemukan. Senyawa antosianin memiliki kemampuan sebagai antioksidan dan berperan cukup penting dalam mencegah penyakit neuronal, kardiovaskuler, kanker, dan diabetes.
Tanin
Tanin mempunyai rasa sepat dan dapat digunakan dalam menyamak kulit. Tanin terdiri atas berbagai asam fenolat. Beberapa senyawa tanin mempunyai aktivitas antioksidan, menghambat pertumbuhan tumor, dan menghambat enzim seperti reverse transkriptase dan DNA topoisomerase, antidiare, hemostatik, dan antihemoroid.
Selain menyebabkan rasa pahit dan sepat, tanin mampu membentuk kompleks kuat dengan protein sehingga menghambat proses absorpsi protein dalam pencernaan, atau bersifat antinutrisi. Karena itu, kadar tanin dalam produk pangan perlu dikurangi sampai kadar aman dan baik untuk pencernaan.
Potensi khasiat lain
Selain kaya akan antioksidan, banyak lagi potensi khasiat dari kulit buah manggis ini, antara lain:
Anti mikroba
Kulit buah manggis diketahui mempunyai daya antimikroba terhadap beberapa jenis bakteri, salah satunya Staphylococcus aureus yang resisten terhadap antibiotik metisilin. Hasilnya menunjukkan bahwa satu isolate aktif alfamangostin yang merupakan salah satu derivat xanton, menghambat pertumbuhan bakteri tersebut dengan MIC sebesar 1,57-12,5 µg/mL.
Anti inflamasi
Penelitian antiinflamasi dari kulit manggis dilakukan dengan menggunakan mangostin dari ekstrak etanol 40 persen mempunyai aktivitas penghambatan yang kuat terhadap pelepasan histamin dan sinteisis prostaglandin E2 sebagai mediator inflamasi. Ekstrak etanol kulit buah manggis mempunyai efek meredam radikal bebas yang kuat.
Anti kanker
Selain sebagai anti antioksidan, khasiat xanthone juga sebagai anti kanker. Ekstrak kulit manggis bersifat antiproliferasi untuk menghambat pertumbuhan sel kanker, selain itu ekstrak kulit manggis juga bersifat apoptosis, penghancur sel kanker.
Lain-lain
Xanthone dalam kulit manggis juga ampuh mengatasi penyakit Tuberculosis (TBC), asma, leukimia serta sebagai antiinflamasi dan antidiare. Selain antikanker dan antioksidan, xanthone juga mujarab untuk mengatasi jantung koroner dan meningkatkan daya tahan tubuh terutama bagi pengidap HIV/AIDS.
Hasil penelitian menunjukkan ekstrak kulit manggis mempunyai aktifitas melawan sel kanker payudara, lever dan leukimia. Juga bisa digunakan sebagai antiihistamin, antiinflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan penurunan tekanan darah tinggi.
Pemanfaatan Kulit Buah Manggis
Di beberapa negara Asia dan Afrika, buah manggis, terutama kulitnya, banyak digunakan sebagai obat tradisional untuk diare, disentri, dan infeksi. Hasil penelitian terbaru di Jepang menunjukkan, ekstrak kulit buah manggis yang mengandung lebih dari 90% xanthone (campuran alfa-mangostin 80-90% dan gama-mangostin 5-10%) mampu berperan dalam mengobati kanker dan direkomendasikan sebagai pendamping dalam pengobatan kanker (cancer therapeutic). Kulit buah manggis juga telah dimanfaatkan untuk menyamak kulit, sebagai zat pewarna, pengawet, dan insektisida.
Pemanfaatan manggis, terutama kulit buah manggis untuk konsumsi (produk pangan atau pengobatan) harus dilakukan secara hati-hati. kulit buah manggis mengandung kadar resin, tanin, serat kasar, dan komponen lainnya yang tidak dapat dicerna tubuh pada kadar tinggi. Beberapa kasus dapat muncul akibat mengonsumsi kulit buah manggis dalam bentuk tepung tanpa perlakuan yang baik, seperti gangguan pada ginjal dan usus serta beberapa organ tubuh lainnya.
Mengobati disentri
Untuk mengobati disentri, kulit dua buah manggis dicuci, dipotong-potong dan direbus dengan empat gelas air sampai volumenya tinggal setengahnya. Hasil rebusan yang telah dingin dan disaring dapat ditambahkan madu. Diminum dua kali sehari.
Mengobati diare
Untuk mengobati disentri, kulit dua buah manggis dicuci, dipotong - potong dan direbus dengan tiga gelas air sampai volumenya tinggal setengahnya. Hasil rebusan yang telah dingin dan disaring dapat ditambahkan madu. Diminum dua kali sehari.
Mengobati sariawan
Sementara untuk mengobati sariawan, air rebusan yang telah dingin dan disaring cukup digunakan untuk berkumur, dapat dilakukan tiga sampai enam kali sehari.
dari berbagai sumber: deptan, dll
Kulit Manggis VS Kanker dan Diabetes